Sunday, January 2, 2011

Good Bye 2010.. Hello 2011

Looking back on the months gone by,
As a new year starts and an old one ends..

Another year, another chance
To start our lives anew..

Here’s to the year
that’s already past its expiration date—2010.
We all had some surprises, didn’t we?
Some good, some distressing.
Let’s use everything we got from our experiences,
everything we learned,
to enrich the new year.


Here’s to the new year - 2011,
a gift we had just opened.
May its bright, shiny package
contain even more than we hope for.

And even while we’re delighting in new treasures,
let’s appreciate fully what we already have—
the blessings we take for granted.
Make a list, and check it twice.

……………………………………………………………………

Dear Allah,


In the new year, I pray
that You will guide me each new day
in paths that are pleasing to You.


The new year gives me another chance
to rededicate my lives to You,
to study Your Word
so that I know right from wrong
and to act in accordance with Your commands.


Each year I resolve with the strongest intent
To be better this year than the last.

And I work very hard; the rules hardly get bent,
But this discipline gets old so fast!


So I hope this year will make a different.

I’m not going to have yet another blowout;
I’ll be good as I know I can be.

But, if wicked things beckon, and I’m not so strong,
If I weaken and fall,
I’ll be thankful again, that You’ll help me along
As You have during all new years past..

Monday, August 16, 2010

Pencipta dan Pencinta.

Tidak ada seorang pun yang hidup di dunia ini tanpa cinta. Hidup tanpa cinta adalah kehidupan jemu tanpa nilai. Hati yang kosong dari cinta adalah hati yang beku dan keras. Jasad yang hidup tanpa cinta adalah jasad yang segan, mati tapi tidak mahu mati. Setiap insan perlu hidup dengan cinta. Cintalah yang menjadikan setiap detik kehidupan yang dilalui menjadi indah dan romantis. Manusia yang kehilangan rasa cinta biasanya akan menjadi jasad yang menderita dan depress serta mengalami gangguan kejiwaan kerana ia telah kehilangan keghairah dalam kehidupan.


Jelas, bahawa semua manusia normal adalah pencinta. Namun jika cinta kita hanya kepada kekayaan, atau harta-benda, atau kekuasaan, ataupun insan lain, maka ia akan menyebabkan kita bimbang dan takut akan kehilangan dan pengkhianatan. Bukankah cinta sejati itu sepatutnya sentiasa gembira dan bahagia serta bebas daripada kebimbangan dan ketakutan?.. Oleh itu, cuma ada satu cinta sahaja yang dijamin tidak akan membuatkan kita khuatir akan berakhir dengan kekecewaan dan kehilangan. Kerana cuma cinta ini yang tidak akan pergi, tidak akan luntur ditelan masa, cinta yang menambahkan kekuatan, dan kemanisannya tidak akan pernah kehabisan. Ya, tepat sekali jangkaan anda.. Cinta itu adalah cinta kepada Allah Sang Pencipta.


Namun bagaimana pula dengan cinta Allah kepada hamba-Nya? Bagaimana Sang Pencipta mencintai dan mengasihi pencinta-Nya?


Firman Allah yang bermaksud:

“Maka kelak Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya” (Al-Ma’idah, 5: 54)

Bisa-bisa sahaja Allah memerintahkan kita untuk mencintai-Nya sekemampuan kita, namun dalam ayat ini Dia dahulukan cinta-Nya pada hamba-hamba-Nya atas cinta mereka kepada-Nya. Seolah-olah Allah ingin mengajarkan kita bahawa di sana ada hubungan yang sangat indah sekali. Allah mengawali inisiatif hubungan penuh cinta ini dengan diri Allah SWT sendiri, meskipun Dia sendiri sebenarnya tidak membutuhkannya, baru kemudian Allah singgung cinta kita kepada-Nya sebagai insan yang sangat membutuhkan-Nya.


Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:

“Sesungguhnya ketika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan berseru pada Jibril, ‘Hai Jibril, Aku mencintai Si Fulan, maka cintailah ia.’ Jibril pun lantas mencintainya. Selanjutnya Jibril berseru pada segenap penghuni langit, ‘Wahai penghuni langit, sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah ia.’ Segenap penghuni langit pun mencintainya. Kemudian, diletakkan resepsi penerimaan untuknya di bumi.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Perhatikan betapa secara terang-terangan Allah menyayangi, mencintai dan memuliakan hamba-hamba-Nya. Allah menyatakan secara terbuka cinta-Nya kepada hamba-Nya kepada Jibril, begitu juga Jibril ia tidak menutup-nutupi cintanya bahkan ia turut menyeru kepada penghuni langit. Dan cinta ini pun tidak cukup sekadar di langit, serta-merta juga diturunkan ke bumi dan diajarkan kepada manusia. Tapi mengapa ada sebahagian orang masih malu-malu menyatakan “aku mencintai Allah” di depan teman-teman kerana takut akan diperolok-olokan?.


Allah mencintai beragam jenis manusia.

Dia berfirman yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang yang mensucikan diri.” (Al-Baqarah, 2:222)

Firman Allah lagi yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (Al-Baqarah, 2:195)

Dalam firman lain yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa” (At-Taubah, 9:4)

Firman lain lagi yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil” (Al-Ma’idah, 5:42)

Cinta Allah tidak hanya bisa dinikmati secara ekslusif oleh golongan tertentu sahaja. Jika seorang yang berdosa datang kepada Allah dengan bertaubat, maka ia juga akan memperolehi cinta Allah SWT. Selagi jasad dikandung badan, selagi masih ada ruang masa, maka selagi itu seseorang manusia itu masih layak mendapat cinta Illahi.


Allah SWT berfirman dalam sebuah Hadith kudsi yang bermaksud:

“Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka akan Ku pukul genderang perang dengannya. Tidak mendekat seorang hamba kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku sukai dari hal-hal yang telah Aku wajibkan kepadanya dan si hamba pun tidak sentiasa mendekati-Ku dengan hal-hal yang sunnah sehingga Aku cintai ia. Dan jika Aku sudah mencintainya, maka Aku akan menjadi alat ia mendengar, alat ia melihat, alat ia memukul, dan alat ia berjalan. Pun jika ia meminta, pasti akan Ku beri, dan jika ia meminta perlindungan, pasti akan Ku lindungi” (Riwayat Bukhari)


Wali Allah bukan khusus untuk golongan ustaz-ustaz dan sarjana agama sahaja. Akan tetapi wali Allah yang mendapat keistimewaan besar daripada Allah ini adalah semua manusia yang sentiasa ber-taqarrub kepada-Nya dengan melaksanakan perkara-perkara yang diwajibkan kepadanya (solat lima waktu, puasa, zakat dll). Setelah semua kewajipan dilaksanakan dengan sempurna, lalu ia mengerjakan pula perkara sunnah. Jika seseorang itu telah melakukan kedua-duanya dengan baik dan penuh ikhlas maka dirinya sudah berada dalam posisi wali Allah SWT. - Kedengarannya mudah bukan!! Namun, cuma segelintir sahaja yang berjaya melakukannya..- Maka Setelah itu, sesiapa sahaja yang memusuhi wali Allah ini bererti ia telah menabuh genderang perang dengan Allah dan Allah mengisytiharkan perang dengannya.. Subhanallah, pernahkah kita membayangkannya sebelum ini Allah mengisytiharkan perang kepada musuh kita (jika kita menjadi wali-Nya). Betapa besarnya cinta Allah kepada wali-Nya sehingga sesiapa sahaja yang memusuhi wali-Nya maka dengan serta-merta juga akan menjadi musuh Allah yang Maha Perkasa dan Maha Berkuasa. Bukan setakat itu sahaja, malah apa sahaja yang dilakukan oleh seorang yang bergelar wali Allah, samada mendengar, melihat, memukul, dan berjalan, pasti Allah ada bersamanya. Malah setiap doanya juga diperkenankan.. Subhanallah


Sudahkah kita melihat sampai manakah darjat cinta ini? Sudahkah kita melihat bagaimana indahnya hubungan ini? Sudahkah kita melihatnya?...


Para ulama memberikan satu ungkapan yang sangat indah, “Bukanlah suatu yang menakjubkan jika seorang hamba memperlihatkan cintanya pada junjungannya, namun suatu yang aneh jika seorang raja memperlihatkan cintanya kepada budak sahayanya.”


Allah SWT menyatakan lagi dalam hadis kudsi yang bermaksud:

“Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka akan Aku mendekat kepadanya selengan. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku selengan, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekati-Nya dengan berjalan tergesa” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Pernahkah kita bayangkan jalan tergesa-gesa dilakukan oleh seorang yang lebih tinggi kedudukannya menuju orang yang lebih rendah kedudukannya? jalan cepat Allah di disini tentunya sesuai dengan kebesaran-Nya, tidak sama sekali sama dengan makhluk. Namun amatilah inti permasalahan ini, Allah dengan segala ke Maha Tinggian-Nya berkenan memperlihatkan cinta-Nya pada kita. Padahal siapalah sebenarnya kita jika dibandingkan dengan-Nya sehingga Dia berusaha memperlihatkan cinta-Nya kepada kita dan mendekati kita dengan jalan tergesa-gesa.


Jelas, bahawa sesungguhnya Allah Sang Pencipta juga adalah pencinta kepada pencinta-Nya.


Sempena bulan Ramadhan yang mulia ini, bulan yang penuh dengan kasih sayang Allah, penuh dengan keampunan dan penuh dengan rahmat yang tidak terhitung banyaknya. Saya mengajak diri saya sendiri dan juga diri sahabat-sahabat, serta diri semua pembaca blog ini, agar kita sama-sama mengoreksi diri sendiri. Sejauh manakah cinta kita kepada Allah SWT?.. Kerana walau seberapa banyak dosa-dosa yang kita telah lakukan sebelum ini, pada bulan ini dan pada hari ini kita menyedari bahawa selama ini Allah menyayangi kita.. jika tidak, masakan Dia masih memberi kita kesempatan berada dalam bulan Ramadhan? Untuk memberi kita peluang beribadah di bulan yang mana pahala ibadah berlipat ganda, dan untuk memberi kita peluang memohon keampunan di bulan yang penuh dengan keampunan-Nya. Sungguh, inilah masa yang terbaik untuk membalas kasih Allah dan mendalamkan lagi hubungan kita dengan Pencipta secara istiqamah dan seterusnya istimrar, agar hubungan yang terjalin nanti berlandaskan cinta suka sama suka.